Kunjungi website distributor kami untuk mendaptkan berbagai barang dengan brand ternama berkualitas terbaik dengan harga grosir termura

Friday, July 3, 2020

Distributor Beras Berkualtias

Distributor Beras Berkualtias
Distributor Beras Berkualtias


Distributor Beras - Melengkapi beras curah yg tersedia pada pasar tradisional, belakangan ini muncul banyak sekali merek (brands) beras kemasan pada pasar terbaru menggunakan beragam label dan desain kemasan yg menarik. Beragam jenis beras tersedia dari sekedar beras sosoh (putih), beras wangi, beras pecah kulit, beras merah, beras hitam hingga beras organik, menggunakan atau tanpa menyebut asal varietas padinya. Ukuran kemasan jua bervariasi mulai berdasarkan yg 1, 2, lima atau 10 kg. Kelas mutu beras pula bervariasi mulai berdasarkan kelas mutu medium hingga premium. Tulisan ini membahas secara ringkas mutu beras, varietas padi yang populer di petani, & warta apa yg seharusnya terdapat di label beras bungkus.

Untuk tahu utama bahasan tulisan ini, usahakan kita pahami dahulu mengenai mutu beras. Mutu beras adalah sekumpulan sifat fisik, kimia, fisikokimia, organoleptik dan flavor yg terdapat dalam beras atau nasinya. Secara generik butir beras disusun sang komponen/zat gizi pati, protein, lemak, abu, & komponen minor lainnya seperti vitamin & mineral. Sebagai komponen penyumbang materi terbesar di butiran beras maka sifat fisikokimia beras dipengaruhi sang sifat fisikokimia pati. Sifat-sifat pati seperti suhu gelatinisasi, kadar amilosa, & konsistensi gel adalah sifat-sifat fisikokimia yg penting dalam beras.

Distributor Beras - Ketika membeli beras (sosoh), konsumen umumnya lebih menentukan beras berwarna putih higienis mengkilap,  memiliki persentase beras kepala/utuh yg  tinggi, dan tidak mengandung gabah atau benda asing.  Beras berwarna putih mengkilap karena telah melewati proses penyosohan yg menghilangkan lapisan kulit ari (bran layers) dalam buah beras. Sebagian konsumen beras menyukai beras memakai tekstur nasi pulen, & sebagian yang lainnya menyukai tekstur nasi pera. Sebagai contoh, rakyat  pada Pulau Jawa lebih menyukai beras dengan tekstur nasi pulen dibandingkan memakai yg pera, sedangkan rakyat  pada Sumatera Barat lebih menyukai beras memakai tekstur nasi pera dibandingkan menggunakan yg pulen. Tesktur nasi ini berkorelasi (berafiliasi) erat memakai kadar amilosa beras.

Kita nir mampu lepas berdasarkan SNI beras saat membahas mutu beras. SNI beras yang terakhir adalah SNI 6128:2015, tetapi pada pasaran beras banyak beras kemasan yg masih memakai SNI 6128:2008. Kedua SNI beras tersebut lebih menyandarkan persyaratan mutu beras pada sifat fisik beras contohnya derajat sosoh, kadar air, persentase beras ketua, beras patah, menir, merah kuning/rusak, benda asing & butir gabah. Meski persyaratan mutu ke 2 SNI tadi sama, terdapat beberapa perbedaan antara keduanya. Pertama, kelas mutu SNI 6128:2008 membagi kelas mutu beras sebagai mutu I, II, III, IV & V, sedangkan SNI 6128:2015 menyederhanakan kelas mutu tadi; mutu I sebagai premium, sedangkan mutu III, IV & V sebagai mutu Medium 1, Medium 2 dan Medium 3. Kedua, pada klausul 10 (Rekomendasi), pada SNI 6128:2015 dibubuhi klausul 10.Tiga Penandaan varietas: nama varietas & komposisi varietas (bila masih ada), yang sebelumnya tergabung dalam klausul 8 (Penandaan) pada 6128:2008.

Hal mendasar yang perlu diperhatikan dalam SNI beras tersebut adalah: 
(a) SNI beras bersifat sukarela (tidak wajib ), adalah beras kemasan pada pasaran nir wajib  memenuhi persyaratan mutu SNI beras atau tidak harus mencantumkan label SNI pada kemasannya; 
(b) SNI beras ini hanya membahas beras sosoh, sedangkan beras pecah kulit & ketan tidak dibahas.

Namun demikian, bila suatu merek beras bungkus mencantumkan label SNI, telah semestinya  dalam kemasannya mencantumkan informasi: 
(a) kelas mutu
(b) tekstur nasi
(c) nama & alamat perusahaan
(d) berat higienis
(e) tanggal produksi, misalnya tercantum pada klausul 8 (Penandaan) dan mencantumkan klausul 10.3 

Penandaan varietas: nama varietas & komposisi varietas (bila masih ada). Sayangnya masih ada beberapa merek beras yg populer meski mencantumkan label SNI beras nir menaruh berita kelas mutu berasnya.

Meski terdapat sejumlah petani yg melakukan proses pascapanen padi, kegiatan pascapanen padi dewasa ini lebih poly dilakukan oleh penggilingan padi baik skala kecil juga besar . Lantaran kebutuhan uang tunai yang mendesak atau tidak memiliki lantai jemur, petani poly yang menjual gabah kemarau panennya (GKP) tertentu dalam sawah. Para pengepul membeli  GKP tadi lalu menjualnya ke para penggilingan padi. Penggilingan padi kemudian mengeringkan gabah, menggiling & mengemas beras. Masalah yang timbul adalah varietas atau jenis padi apa yg mesti dicantumkan dalam label beras kemasan. Hal ini  terjadi lantaran masih ada poly varietas padi, seperti IR 64, Ciherang, Mekongga, & Inpari 30, yg ditanam oleh petani. Berbagai varietas padi tersebut kurang lebih 90% merupakan output proses perakitan varietas oleh Kementan (Balitbangtan). Varietas IR64 memang sangat disukai sang konsumen, namun karena telah rentan terhadap hama utama padi contohnya wereng batang coklat, hanya sedikit petani yang menanam, & luasannya pun nisbi mini    .

No comments:

Post a Comment